2013/03/14

RUMAH DAN TEMPAT PELARIAN

Pada artikel ini CV Graha Mitra Utama , sebagai Perusahaan Konstruksi akan mengangkat tentang rumah sebagai tempat pelarian.

Rumah bisa menjadi tempat pelarian paling aman saat penat menghadapi kesibukan sehari-hari. Membuat rumah dengan desain yang nyaman dan menambahkan bagian-bagian yang pas sebagai tempat santai sangatlah efektif. Misalnya dengan membuat patio.

Patio adalah taman yang berbentuk seperti teras yang terletak di depan atau belakang rumah. Tempat ini biasanya dijadikan area untuk bersantai bersama keluarga, untuk mengobrol, bercengkerama, menikmati pemandangan, makan-makan dan melepas lelah. Dekorasi patio bisa didesain sesuai dengan gaya hunian. Kenyamanan menjadi unsur penting di ruangan ini.

Patio bukan hanya menciptakan kesejukan dan keindahan, tetapi juga menghadirkan tempat bersantai dan bermain untuk seluruh anggota keluarga. Patio merupakan area wajib yang harus dimiliki sebuah hunian. Agar patio terlihat cantik, ada beberapa trik mudah. Tentunya, setelah teras terpasang, Anda ingin membuatnya nyaman untuk Anda dan tamu.

"Membawa gaya dekorasi dari bagian dalam (interior) untuk diaplikasikan ke ruang di luar rumah dengan pengulangan warna dan gaya furnitur bisa menjadi pilihan. Atau bisa juga dengan memilih pola desain yang sama sekali berlawanan dan mewujudkan sebuah tempat santai yang jauh dari kesan berbau laut atau seperti teras yang berada puncak gunung di jantung kota," kata arsitek lanskap dari Greg Stone Landscape Architect, Greg Stone, seperti dikutip dari laman HGTV, Sabtu (23/2/2013).

"Buatlah sebuah ruang besar untuk melarikan diri dari kesibukan," ujar dia. Ada banyak produk bagus yang tersedia sekarang untuk memperindah tampilan patio. Anda pada dasarnya dapat meniru bagaimana interior rumah Anda dihiasi dengan menggunakan kain segala musim, bantal, karpet, dan lampu yang dirancang tahan air saat musim hujan dan tidak memudar di bawah sinar matahari yang cerah.

Anda hanya harus memastikan agar perabotan yang diletakkan di sana tetap bagus selama berbulan-bulan saat musim dingin (hujan) dan mereka akan tahan selama bertahun-tahun. "Seluruh industri (di perabot untuk luar ruangan) telah berubah," sebut Robert Welsch, desainer lanskap dari Westover Landscapae Design.

Gunakan karpet khusus luar ruangan yang lebar di area seperti ruang makan dan ruang tamu di patio Anda. "Karpet terlihat bagus ditempatkan baik di dalam maupun di luar ruangan," kata Monica Pederson, interior desainer dan co-host di acara HGTV’s Dream Home Giveaway 2011. Untuk pencahayaan, gunakan lilin, tetapi pasang juga lampu kilat (string light) yang digantung dalam pohon dan nyalakan saat Anda sedang berada di sana, terutama jika Anda sedang memasak di patio. 

"Anda tentu tidak bisa memasak di dapur dalam gelap. Jangan hanya menyalakan lampunya ketika ada acara pesta," tuturnya. Taruh juga kursi ottomans, apakah itu cocok atau memberi warna pada aksen area luar ruangan sehingga Anda dapat menempatkan kaki Anda dan rileks.

Pilihlah warna-warna berani dan menyenangkan, bukan yang membosankan seperti nuansa beige. "Di bawah sinar matahari, warna yang memudar jadi berani dan menyenangkan," sebut Monica.  (NJB)

sumber : (www.okezone.com)

Manajemen Sumber daya Manusia di Proyek Konstruksi

Proyek konstruksi identik dengan banyak kerjaan dan banyak masalah. Bagaimana tidak? Dapat dibayangkan bahwa dalam proyek konstruksi harus mengelola begitu banyak item pekerjaan, tingkat kesulitan tinggi, banyak hal-hal yang tidak terprediksi, risiko yang tinggi, jalur komunikasi yang banyak, dan keterbatasan resources. Pendek kata so complicated, yang memunculkan banyak masalah dalam pelaksanaannya.

Budaya Kerja di Proyek Konstruksi
Sudah jadi pendapat umum di lingkungan kita bahwa orang-orang proyek konstruksi umumnya bekerja dengan durasi jauh di atas rata-rata dibanding dengan bidang pekerjaan yang lainnya. Hampir setiap hari LEMBUR bahkan mereka sering bekerja di hari libur. Kira-kira yang mereka kerjakan hingga harus bekerja ekstra keras biasanya adalah:
·         Perhitungan volume pekerjaan yang banyak yang biasanya sering salah atau tidak akurat. Sehingga untuk melakukan perbaikan perlu effort yang besar.
·         Menambah jam kerja karena shop drawing terlambat dan sudah diburu-buru oleh lapangan.
·         Adanya problem yang terjadi yang tidak terprediksi sebelumnya dan harus segera ditangani. Ini biasanya karena adanya risiko yang tidak diperhitungkan atau risiko yang diremehkan dan tidak diantisipasi sehingga terjadi.
·         Adanya perubahan-perubahan di lapangan yang kurang dikomunikasikan dengan baik sehingga memunculkan kesalahan.
·         Mutu pekerjaan yang jelek sehingga perlu metode perbaikan yang sifatnya segera.
·         Prosedur yang banyak dan “ribet”.
·         Pekerjaan lapangan yang terlambat sehingga harus menambah shift jam kerja
·         Permintaan laporan yang mendadak dan harus cepat
·         Dll.

Mengapa Perlu Problem Solving?
Tiap orang pada dasarnya ada masalah. Kondisi tersebut sebenernya adalah hal yang alamiah karena masalah akan muncul bila orang memiliki keinginan. Tapi tidak setiap orang tau cara yang benar dalam menemukan solusi masalah yang efektif. Demikian pula halnya dengan proyek terutama proyek konstruksi. Sedemikian banyak masalah yang seringkali melibatkan begitu banyak pihak, akan meningkatkan level kompleksitasnya. Kondisi yang menuntut pelaku proyek untuk bekerja efektif dan efisien. Kalau bisa bahkan tanpa membuat kesalahan sedikitpun. Bagaimana bisa?


Pada dasarnya, kondisi kompleksitas yang tinggi yang terjadi pada proyek konstruksi, juga terjadi pada perusahaan non-konstruksi yang tingkat perubahannya tinggi. Perusahaan yang mampu menghadapi dan mengantisipasi perubahan yang tinggi akibat persaingan dan perubahan pasar atau yang lain akan membuat perusahaan itu maju. Lalu bagaimana perusahaan tersebut mampu mengatasi kompleksitas yang terjadi?

Pada 1990, The American Society for Training & Development melaporkan hasil survey tentang kebutuhan terhadap sumber daya manusia. Survey itu dilakukan terhadap para eksekutif dari 93 % perusahaan yang terdaftar di Fortune 500. Hasilnya adalah subyek2 yang paling menjadi perhatian dlm mendidik karyawan;
  1. Problem Solving (58 %)
  2. Teamwork (51 %)
  3. Interpersonal skills (48 %)
  4. Oral communication (45 %)
  5. Listening (43 %)
  6. Writing ( 41 %)
  7. Goal Setting ( 33 % )
Bagaimana di Indonesia?
Kompleksitas proyek di Indonesia semakin hari semakin tinggi seiring dengan perubahan-perubahan yang terjadi. Namun rasanya tidak banyak perusahaan konstruksi yang mampu untuk mengantisipasinya dengan baik. Kita sudah lihat kebangkrutan perusahaan konstruksi BUMN Karya yaitu PT. Istaka Karya. Untuk perusahaan konstruksi swasta lain mungkin jumlahnya jauh lebih banyak.
Ada beberapa argumentasi mengenai kenapa banyak perusahaan konstruksi mengalami kebangkrutan. Salah satunya adalah kelemahan sistem pedidikan kita yang tidak secara serius mempersiapkan lulusannya dengan ketrampilan problem solving yang salah satunya menuntut kreatifitas yang tinggi dalam aplikasinya.
Kreatifitas menjadi kata kunci dalam hal ini karena kreatifitas yang dimiliki oleh orang Asia umumnya masih di bawah orang barat. Prof. Ng Aik Kwang dari Univ. of Queensland, dalam bukunya “Why Asians Are Less Creative Than Westerners” (2001) yang kontroversial tapi menjadi “best seller”, mengemukakan beberapa hal tentang bangsa-bangsa Asia:
1.      Bagi kebanyakan orang Asia ukuran sukses adalah banyaknya materi yang dimiliki. Passion (cinta terhadap sesuatu) kurang dihargai sehingga bidang kreativitas kalah populer dibanding profesi dokter dan sejenisnya, yang dianggap bisa cepat menjadikan seseorang untuk memiliki kekayaan banyak.
2.      Bagi orang Asia, banyaknya  kekayaan yang dimiliki lebih dihargai daripada CARA memperoleh kekayaan tersebut. Tidak heran bila lebih banyak orang menyukai cerita, novel, sinetron atau film yang bertema orang miskin jadi kaya mendadak karena beruntung menemukan harta karun, atau dijadikan istri oleh pangeran dan sejenis itu. Tidak heran pula bila perilaku koruptif pun di-tolerir.
3.      Bagi orang Asia, pendidikan identik dengan hafalan berbasis “kunci jawaban” bukan pada  pengertian. Ujian Nasional, tes masuk Perguruan Tinggi, dll., semua berbasis hafalan. Pendidikan bukan diarahkan untuk memahami kapan dan bagaimana menggunakan rumus2 tersebut.
4.      Karena berbasis hafalan, murid2 di sekolah di Asia dijejali sebanyak mungkin pelajaran. Mereka dididik menjadi “Jack of all trades, but master of none” (tahu sedikit sedikit ttg banyak hal tapi tidak menguasai apapun).
5.      Karena berbasis hafalan, banyak pelajar Asia jadi juara dalam Olimpiade Fisika dan Matematika. Tapi hampir tidak pernah ada orang Asia yang menang Nobel atau hadiah internasional lainnya, yang berbasis inovasi dan kreativitas.
6.      Orang Asia takut salah (KIASI) dan takut kalah (KIASU). Akibatnya, sifat eksploratif sebagai upaya memenuhi rasa penasaran dan keberanian untuk mengambil resiko, kurang dihargai.
7.      Bagi kebanyakan bangsa Asia, bertanya artinya bodoh, makanya rasa penasaran tidak mendapat tempat dalam proses pendidikan di sekolah.
8.      Karena takut salah dan takut dianggap bodoh, di sekolah atau dalam seminar atau workshop, peserta jarang mau bertanya tetapi setelah sesi berakhir peserta mengerumuni guru / narasumber untuk minta penjelasan tambahan.
Sekilas Problem Solving
Problem solving adalah suatu proses mental dan intelektual dalam menemukan masalah & memecahkan berdasarkan data & informasi yang akurat, sehingga dapat diambil kesimpulan yang tepat & cermat (Hamalik, 1994:151). Menurut Cagne pemecahahan masalah merupakan tipe belajar yang tingkatannya paling tinggi & paling kompleks dibandingkan dgn tipe balajar lainnya. Persoalan utama di sini bukanlah bagaimana teori memecahkan masalah itu sendiri, tapi adalah memahami apa sesungguhnya problem.

Keahlian problem solving memiliki ciri khusus yaitu:
  • Menuntut kemampuan memetakan masalah dan akar masalah dengan jelas
  • Menuntut kemampuan untuk men”generate” solusi dan menemukan solusi yang jitu.
  • Menuntut langkah sistematis yang rasional
  • Menuntut pengambilan keputusan yang benar.
Ciri penting problem solving itu mensyaratkan keahlian:
  • Mind Mapping skill
  • Creativity skill
  • Grouping skill
  • Rational skill
  • Systematic skill
  • Decision making skill

Manfaat Pengetahuan Problem Solving
Pemecahan masalah adalah kebutuhan dasar manusia yang dapat membentuk sikap kreatif, kritis, teliti,  menumbuhkan kepekaan, kepercayaan diri dan inisiatif serta aktifitas mental lainnya. Pembiasaan ini sangatlah penting dalam rangka mempersiapkan generasi yang siap menghadapi tantangan dan perubahan di masa yang akan datang. Pembiasaan memecahkan sejak dini akan menjadikan kemampuan yang sangat tinggi dan mampu menyelesaikan tugas-tugas multi tasking dengan cepat dan akurat. Sehingga diharapkan akan mampu untuk mengatasi dan antisipasi tingginya level kompleksitas proyek terutama proyek konstruksi.

sumber : (www.manajemenproyekindonesia.com)

2013/03/08

APA ITU MANAJEMEN PROYEK


Berbicara mengenai manajemen proyek, hal ini tentunya tidak terlepas dari adanya perkembangan yang cukup pesat dalam dunia industri dan teknologi informasi. Perkembangan yang cukup pesat ini menyebabkan pihak manajemen harus mampu mengelola sumber daya yang dimiliki untuk menghasilkan produk yang berkualitas tinggi serta mampu bersaing di pasar. Kemampuan pihak manajemen untuk menghasilkan produk yang berkualitas dengan adanya keterbatasan terhadap waktu, biaya dan ruang lingkup pekerjaan harus didukung oleh pemahaman mengenai manajemen proyek yang baik. Lalu apa sebenarnya definisi dari manajemen proyek itu sendiri?

Untuk mendefinisikan apa yang dimaksud dengan manajemen proyek, maka ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu mengenai apa yang dimaksud dengan manajemen dan apa yang dimaksud dengan proyek.
Manajemen merupakan suatu proses terpadu dimana individu-individu sebagai bagian dari organisasi dilibatkan untuk melakukan proses perencanaan, pengorganisasian, serta menjalankan dan mengendalikan aktivitas-aktivitas produksi, yang kesemuanya diarahkan pada sasaran yang telah ditetapkan dan berlangsung terus-menerus seiring dengan berjalannya waktu. Sedangkan yang dimaksud dengan proyek adalah suatu usaha yang kompleks, tidak rutin, dibatasi oleh waktu, anggaran, resource dan spesifikasi yang telah dirancang untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen.

Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa manajemen proyek dapat diartikan sebagai suatu proses kegiatan untuk melakukan perencanaan, pengorganiasian, pengarahan dan pengendalian atas sumber daya organisasi yang dimiliki perusahaan untuk mencapai tujuan tertentu dalam waktu dan sumber daya tertentu pula. Manajemen proyek sangat cocok untuk suatu lingkungan bisnis yang menuntut kemampuan akuntansi, fleksibilitas, inovasi, kecepatan dan perbaikan yang berkelanjutan.
(Sumber: ManajemenProyek.net)

KEBUTUHAN AKAN MANAJEMEN PROYEK


Dewasa ini, kebutuhan perusahaan terhadap fungsi manajemen proyek tidak dapat dipandang hanya dengan sebelah mata. Hal ini disebabkan karena dalam melakukan proses produksi, perusahaan harus mampu menghasilkan suatu produk baik berupa barang ataupun jasa yang sesuai dengan kriteria ,waktu dan besarnya biaya yang telah ditetapkan. Perubahan terhadap salah-satu dari ketiga faktor tersebut dapat mempengaruhi dua faktor lainnya yang tentunya juga akan berdampak pada besar kecilnya nilai keuntungan yang dapat diperoleh perusahaan. Lalu seberapa besar pentingnya penerapan manajemen proyek dalam suatu perusahaan?


Manajemen proyek mulai dianggap penting saat bangsa Amerika mengalami kegagalan yang sangat serius dalam kegiatan mega proyek mereka. Kegagalan Apolo 13 untuk melakukan pendaratan di bulan membuka mata NASA  mengenai pentingnya menerapkan manajemen proyek. Sebelum kecelakaan fatal itu terjadi, pihak NASA hanya menekankan masalah yang bersifat teknis dan mengabaikan permasalahan yang bersifat human (manajemen). Tonggak sejarah inilah yang mengawali berkembangnya ilmu manajemen proyek yang pada dasarnya dimulai dari industri konstruksi.

Kabar lain yang sangat mengejutkan juga berasal dari kegiatan pengembangan proyek IT. Pada tahun 1998, Standish Group dalam laporannya menjelaskan bahwa proyek-proyek IT yang dinyatakan sukses pada tahun tersebut, pada kenyataannya hanya 26% yang benar-benar dapat dinyatakan sukses, sedangkan sisanya masuk kedalam kategori challenged (overtime dan over budget) atau bahkan masuk kedalam kategori failed (gagal). Dan yang paling menarik dari hasil penelitian ini adalah bahwa faktor terbesar penyebab kegagalan ini bukan berasal dari masalah teknis, melainkan faktor manajemen yang dalam hal ini adalah kemampuan dalam melakukan manajemen proyek. Hal ini patut untuk dicermati sehingga keberadaan manajemen proyek dalam dunia IT memang benar-benar dirasa sangat dibutuhkan.

Di masa mendatang, manajemen proyek memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung kegiatan pengembangan perusahaan kearah yang bersifat strategis. Beberapa alasan yang dianggap dapat menguatkan pentingnya keberadaan fungsi manajemen proyek yang baik dalam suatu perusahaan antara lain semakin pendeknya kompresi daur hidup produk, tingginya tingkat kompetisi global serta pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang menyebabkan semakin meningkatnya kompleksitas aktivitas proyek.

(Sumber: Manajemen Proyek)